Lord Mayor of Brisbane Friendship Ceremony

Pada hari kamis, 29 Agustus 2013 kampus saya kedatangan tamu istimewa yaitu Lord Mayor of Brisbane, Councillor Graham Quirk. Beliau adalah wali kota Brisbane. Kira-kira 2 minggu sebelumnya, saya mendapat email dari ISS (International Student Service) yang bekerjasama dengan Pemda Brisbane dan Study Brisbane yang isinya informasi mengenai acara ini. Disebutkan bahwa panitia memberikan kesempatan kepada 400 orang untuk mendapat sertifikat yang akan ditandatangani langsung oleh wali kota dan masing-masing peserta juga akan mendapat kesempatan untuk berfoto bersama beliau. Tentu saja saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan segera mendaftar (online).
Selama 2 hari sebelum hari “H” saya mendapat email dan sms yang mengingatkan akan acara ini, termasuk pesan agar tidak datang terlambat.
Pada hari “H” sekitar pukul 11.45 saya bergegas menuju Gardens Theater (gedung teater milik QUT) dimana acara akan dilangsungkan. Nampak beberapa peserta sudah berkumpul dan mengantri untuk bersiap-siap mengambil sertifikat masing2. Pada hari itu saya sengaja mengenakan pakaian batik untuk menunjukkan pakaian khas dan kebanggaan Indonesia (I love Indonesia!)

20130829_114614

20130829_114721

20130829_114735
IMG_00000053

Di luar gedung tidak nampak hal yang menonjol kecuali ramainya peserta dan hadirnya 2 orang polisi QUT yang juga nampak santai dan terkadang sambil mengobrol. Kira-kira pukul 12 lebih sedikit seluruh peserta mengantri dan mengambil sertifikat masing-masing yang disebar ke beberapa counter berdasarkan huruf awal nama belakang (surname). Prosesnya tidak lama karena secara umum peserta cukup tertib dan counter yang disediakan cukup banyak. Setelah itu peserta dipersilakan untuk masuk ke selasar dimana telah ada beberapa stand milik QUT, Pemda Brisbane dan beberapa organisasi lainnya. Dari sana saya langsung masuk ke gedung utama teater dan langsung memilih posisi di barisan depan, kira2 baris ketiga dari depan (baris pertama dan kedua telah direserved, kalau tidak, pasti saya ambil posisi disana. Belakangan, ternyata kursi tersebut disiapkan untuk para mahasiswa penerima beasiswa ADS….)

Saat itu acara resmi belum dimulai dan diisi oleh penampilan grup music local (mungkin para mahasiswa QUT)
IMG_00000056
Setelah kira-kira 2 lagu band tersebut turun dari panggung dan kemudian Lord Mayor yang didampingi oleh beberapa orang naik ke atas panggung. Acara dibuka oleh seorang pria yang menyatakan bahwa dirinya juga adalah alumni Fakultas Hukum QUT dan pernah bekerja sebagai pengacara. Setelah itu MC mempersilakan Professor Carol Dickenson yang bertindak sebagai Acting Vice Councellor QUT untuk memberikan sambutan.
IMG_00000062
Setelah sambutan dari Prof Dickenson, MC mempersilakan seorang mahasiswi yang disebut berasal dari Fiji untuk memberikan sambutannya. Mahasiswi ini didaulat sebagai “wakil” dari mahasiswa internasional yang secara persentase jumlahnya di Brisbane cukup signifikan. Si mahasiswi berbicara dalam bahasa Inggris yang cukup fasih dan menyatakan bahwa dia akan kembali ke negaranya Fiji dan membangun negaranya serta menjalin kerjasama dengan Australia.
IMG_00000068
Setelah itu, akhirnya acara puncak yang ditunggu-tunggu pun tiba yaitu sambutan dari The Right Honourable The Lord Mayor of Brisbane, Councillor Graham Quirk. Pada intinya beliau menyatakan bahwa kota Brisbane adalah kota yang ramah dan terbuka, serta terdiri dari beragam etnis. Kota inipun berusaha memberikan yang terbaik tidak hanya kepada warganya tetapi juga kepada siapa saja yang datang. Acara ini merupakan salah satu acara yang rutin digelar dan ditujukan untuk membangun persahabatan dengan siapa saja dan dari mana saja. Tidak hanya pada saat seorang pendatang tiba dan tinggal di Brisbane, tetapi juga sepanjang masa.
IMG_00000064

IMG_00000066

IMG_00000067
Setelah sambutan dari Lord Mayor, MC menyampaikan bahwa akan ada performance berupa tarian adat Aborigin dari sebuah grup tarian local daerah. Sebelumnya, sang MC yang menyatakan bahwa sekarang dirinya telah beralih profesi menjadi seorang penyair, membawakan puisi mengenai kota Brisbane beserta dinamika kehidupannya.Dan MC kemudian mengingatkan bahwa setelah acara performance, peserta diminta bersiap-siap untuk sesi foto bersama.
Penampilan tarian khas Aborigin dibawakan oleh sekelompok pria yang mengenakan pakaian khas Aborigin dan tubuhnya diberi cat. Seorang pria duduk di lantai dan memainkan alat music tiup dan seorang yang berdiri memainkan semacam alat dari kayu yang menimbulkan bunyi Pria inipun “bernyanyi” dan memberikan semacarm “background” info mengenai tarian dan lagu yang ditampilkan. Kurang lebih ada 3 tarian pendek yang dibawakan oleh mereka, yang terakhir berupa “atraksi” menyalakan api dengan menggunakan ranting kayu dan jerami. Ini merupakan representasi kegiatan asli kaum Aborigin sebelum peradaban ditemukannya korek api dsb.

IMG_00000074

IMG_00000073

IMG_00000075

Akhirnya, acara foto bersama pun dimulai, peserta diminta untuk berbaris rapi dan naik ke panggung secara bergiliran. Saya yang sudah ngebet dan kebetulan berada di posisi cukup dekat ke panggung, langsung maju dan mendapat giliran kedua untuk berfoto bersama Lord Mayor. Peserta tidak diperkenankan untuk mengambil foto dengan peralatan sendiri, namun pemotretan dilakukan oleh fotografer dari panitia dan peserta diminta untuk mendownloadnya sekitar 2 minggu ke depan melalui akun facebook studybrisbane (www.facebook.com/studybrisbane).

Lord Mayor dengan ramah melayani sesi foto bersama dengan seluruh peserta. Ayo, bapak-bapak pejabat di Indonesia, coba ditiru kegiatan yang positif ini….Salah satu manfaatnya adalah untuk mempromosikan kota/daerah kepada pendatang (domestik maupun asing). Juga agar Pemda senantiasa meningkatkan kualitas layanannya kepada publik….

Satu hal lagi, saya tidak melihat “rombongan besar” pejabat lain (misal staf wali kota lainnya). Hanya ada beberapa orang berpakaian jas yang ikut duduk di kursi peserta dan beberapa malah ikut mengangkat kursi dan membereskan panggung sebelum acara sesi foto).

Setelah berfoto, peserta dipersilakan untuk menikmati santap siang (light lunch).

Akhirnya, foto dengan wali kota kesampaian juga. Kapan ya bisa foto bersama Jokowi dan Ahok?

Photo with Lord Mayor of Brisbane_Councillor Graham Quirk

IMG_00000050

Ini foto saya bersama Graeme Baguley, Manajer International Student Service (ISS):

IMG_00000055

Ini sertifikat yang ditanda tangan langsung oleh Lord Mayor:

29082013145809

The Muslim Students Guide to Brisbane

Bagi rekan-rekan muslim yang berencana untuk melanjutkan studi ke Brisbane, atau sekedar ingin berkunjung ke kota ini, silakan simak buku berikut, insha Allah bermanfaat.

00002414_PDF_Final 23.11_the Muslim Students Guide to Brisbane

Juga ada beberapa materi dari Study Brisbane yang semoga bermanfaat:

NEW – Your Guide to Education in Australia’s New World City.pdf

Your Guide to Studying in Brisbane – English.pdf

Your Guide to Studying in Brisbane – Bahasa Indonesia.pdf

The Royal Queensland Show (EKKA) dan pemandangan sudut kota Brisbane

Hari Rabu tanggal 14 Agustus 2013 adalah hari libur nasional bagi masyarakat di Negara bagian Queensland. Hari itu adalah bagian dari pekan perayaan The Royal Queensland Show atau yang popular disebut EKKA yang dirayakan pada tanggal 8 – 17 Agustus. Ekka merupakan sebutan popular dari the Brisbane Exhibition. Event ini merupakan ajang perayaan tahunan masyarakat Queensland dimana dipamerkan hasil-hasil pertanian, sumber daya alam, produksi, dan juga kegiatan-kegiatan masyarakat Negara bagian Queensland, termasuk juga diselenggarakannya beraneka permainan bagi anak-anak. Barangkali di Indonesia, pameran ini serupa dengan Pekan Raya Daerah atau untuk Jakarta adalah Pekan Raya Jakarta (PRJ). Seluk beluk mengenai Ekka bisa dibaca disini. atau di website resminya disini.

Pada hari itu sebagian besar masyarakat kota Brisbane berkumpul di Bowen Hills yang berjarak sekitar 2 km dari pusat kota. Konsekuensinya, pusat kota yang biasanya ramai dan hiruk pikuk dengan manusia, berubah menjadi sepi, persis seperti kota Jakarta pada saat libur Lebaran. Hari itu saya tetap datang ke kampus untuk melakukan kegiatan seperti biasa. Karena kampus saya kebetulan terletak di tengah kota, saya melihat suasana pusat kota yang sepi menjadi menarik untuk diabadikan dan di”sharing” di sini. Berikut adalah beberapa foto sudut kota Brisbane hasil jepretan kamera HP saya. Selamat menikmati.

Ini adalah pintu masuk kampus saya, QUT. Di sebelah kiri pintu masuk adalah Botanic Garden dan di sebelah kanannya adalah bangunan Old Parliament House.

IMG-20130814-00051 IMG-20130814-00050

Ini suasana Alice Street dan George Street (dua jalan raya yang terletak di depan kampus)

IMG-20130814-00048 IMG-20130814-00049 IMG-20130814-00052 IMG-20130814-00056

Di bawah ini adalah foto-foto suasana beberapa sudut jalan lain di Brisbane CBD, termasuk suasana di sekitar Stasiun Kereta Api Roma (3 foto pertama)

IMG-20130814-00069 IMG-20130814-00068 IMG-20130814-00067 IMG-20130814-00066

Ini adalah bangunan Supreme Court of Queensland (barangkali semacam “MA”-nya negara bagian Queensland):

IMG-20130814-00065 IMG-20130814-00063

Tambahan beberapa foto suasana kota Brisbane:

IMG-20130814-00062 IMG-20130814-00061 IMG-20130814-00060 IMG-20130814-00059 IMG-20130814-00054

Berikut adalah beberapa foto sudut kota Brisbane lain yang saya ambil pada kesempatan berbeda. Di bawah ini adalah foto Brisbane City Hall. Bangunan yang memiliki “jam gadang” ini menjadi simbol kota Brisbane.

IMG-20130817-00072IMG-20130817-00078

IMG-20130817-00077 IMG-20130817-00073 IMG-20130817-00081 IMG-20130817-00086

IMG-20130817-00082

Ini foto bagian dalamnya:

IMG-20130817-00085

IMG-20130817-00084

Ini suasana di depan Brisbane City Hall:

IMG-20130817-00080 IMG-20130817-00076 IMG-20130817-00075 IMG-20130817-00074 IMG-20130817-00079IMG-20130817-00088 IMG-20130817-00087IMG-20130817-00089

Di bawah ini adalah foto Cathedral of Saint Stephen yang terletak di Elizabeth Street:

IMG-20130817-00104

IMG-20130817-00103

Berikut adalah foto jembatan Brisbane’s Story Bridge yang terkenal. Foto diambil dari pinggir sungai, sekitar Botanic Garden. Dapat dilihat adanya jalur pejalan kaki dan peseda yang disiapkan oleh Pemda kota Brisbane. Para pejalan kaki dan pengguna sepeda memang cukup dimanjakan oleh Pemda kota Brisbane.

IMG-20130817-00102 IMG-20130817-00099 IMG-20130817-00098 IMG-20130817-00097 IMG-20130817-00093

Juga suasana di sekitarnya:

IMG-20130817-00100

IMG-20130817-00101 IMG-20130817-00092 IMG-20130817-00091 IMG-20130817-00090

Semua lokasi tersebut masih berada di sekitar pusat kota Brisbane dan saya tempuh dengan berjalan kaki (tapi seluruh badan dan kaki lumayan pegel-pegel.Yang penting murah meriah).

Orientasi Mahasiswa Riset QUT

phd022509s

Illustration copyright of: Jorge Cham

Pada hari kamis tanggal 22 Agustus 2013, saya mengikuti Research Student Orientation di Kampus QUT Gardens Point. Orientasi ini ditujukan bagi seluruh mahasiswa riset (Master by Research, Professional Doctorate, dan PhD). Orientasi berlangsung setengah hari, dari pukul 10.00 hingga pukul 15.00. Orientasi diikuti oleh semua research student dari seluruh fakultas. Peserta yang hadir tidak terlalu banyak, perkiraan saya sekitar 100-an orang. Ruangan yang digunakan untuk orientasi kebetulan adalah Gibson Room yang terletak di Business Building (gedung fakultas saya, QUT Business School) lantai 10. Ruangan ini memiliki view sungai Brisbane, jadi cukup menyenangkan mengikuti kegiatan di ruangan ini.

Salah satu pemateri orientasi adalah Professor Acram Taji yang salah satu workshopnya, PhD Pitfalls, pernah saya ikuti. Seperti biasanya, cara beliau membawakan presentasi sangat atraktif dan mengundang perhatian serta senyum dan tawa audiens.

Isi dari kegiatan orientasi secara umum adalah memberikan pembekalan kepada para research student dalam menjalani “kehidupan” mereka khususnya dalam melakukan penelitian dan menyelesaikan studi.  Ada juga materi yang dibawakan oleh salah seorang mahasiswi PhD yang berbagi pengalamannya dalam menjalani studi riset di QUT.

Satu kata yang mungkin dapat mewakili apa yang diperlukan dari seorang research student, adalah: PERSEVERANCE.

Berikut adalah detil mengenai orientasi beserta beberapa foto jepretan saya:

RESEARCH STUDENT ORIENTATION

INTENDED AUDIENCE:

  • New Higher Degree Research (HDR) students both Domestic and International. PhD, Professional Doctorate and Masters students.

SESSION OBJECTIVES:
This event is designed to complement Faculty and School based orientations which will address discipline specific information and infrastructure advice.  The RSC orientation is concerned with ensuring you are aware of

  • Course requirements and research related policy
  • The range of research training support and research services available at QUT
  • The value of attendance at training events to meet other students and researchers

You are welcome to attend the full program (offered only on the Gardens Point Campus in semester 2) or drop in and drop out of sessions depending on your interests or time commitments. Please note that resources from the sessions including Podcasts of key speakers will be loaded to this site as they become available. You are encouraged to also attend your faculty/school specific orientation events which will have a stronger emphasis on discipline specific and infrastructure related information that will also be of benefit to you as you progress. We welcome your input on the program either after attending or as we continue our preparations and development of this page as a resource for students.

THE PROGRAM:

10:00 – 10:15am Welcome from Dean of Research and Research Training, Professor Paul Burnett
10:15 – 11:15am Managing your PhD to successful completion – Professor Acram Taji
11.15 – 11.45am The Research Journey – A student’s perspective – Katy Horner, 3MT QUT Winner 2010
11.00 – 12.00noon Working with your research supervisor – Professor Kunle Oloyede, Science and Engineering Faculty
12.15- 1.15pm LUNCH
  A range of service providers will be available for consultation including: Bluebox, SEF Student Society,
  Careers and Employment, eGrad School, IT Security, High Performance Computing, Library, Ethics
1.15 – 1.45pm International Student Services (Graeme Baguley) & Academic Language and Learning Services (Martin Reese)
1.45 – 3.00pm HDR journey – a toolbox full of goodies – Professor Acram Taji, Director International Graduate Research

 THE EVENT

  Gardens Point
Time 10.00am – 3.00pm
Date 22 August 2013
Location Gibson Room (room 1064)
  Level 10
  Z Block

IMG-20130822-00120 IMG-20130822-00119 IMG-20130822-00117 IMG-20130822-00116

Berikut adalah skema “siklus” seorang mahasiswa riset di QUT yang saya kutip dari presentasi QUT Research Student Centre (copyright of QUT Research Student Centre):

Research Student Lifecycle

PhD Pitfalls Workshop

phd050508s

Illustration copyright of: Jorge Cham

Tadi pagi saya mengikuti workshop dengan topik “PhD Pitfalls” yang dibawakan dengan sangat menarik oleh Professor Acram Taji, PhD. Beliau adalah Director, pada International Graduate Research di QUT. Beliau memiliki pengalaman yang cukup panjang dalam memahami permasalahan serta membimbing para kandidat PhD mencapai tujuan studi mereka. Beliau sendiripun memiliki pengalaman pribadi yang tidak kalah menarik antara lain bahwa beliau berasal dari Iran, beliau datang untuk studi dan menyelesaikan PhD nya sekitar tahun 1970-an, dan beliau menikah dengan seorang pria Australia. Beliau juga berpengalaman membimbing mahasiswa dengan latar belakang kebangsaan yang berbeda-beda.

Cara beliau membawakan presentasi menarik dan tidak membosankan, bahkan banyak mengundang senyum dan tawa dari para partisipan. Di akhir presentasi peserta diajak ikut menyanyikan sebuah lagu yang menurut beliau sangat relevan dengan “perjalanan akademis” seorang calon PhD. Pesan moral dari lagu tersebut adalah, apapun halangan, hambatan, godaan yang dihadapi di dalam perjalanan, kita harus tetap focus pada tujuan akhir kita. Dalam lagu tersebut, tujuan akhir sang penyanyi (mungkin juga merangkap pencipta lagu) adalah sebuah pantai di bagian barat Australia, yaitu Cable Beach di Broom.

Selesai presentasi saya berbincang sejenak dengan beliau dan meminta ijin untuk memuat presentasi beliau di dalam blog saya. Saya menilai presentasi beliau sangat menarik dan bermanfaat untuk diketahui khususnya bagi mahasiswa di tingkat awal seperti saya. Alhamdulillah beliau tidak berkeberatan.

Berikut adalah presentasi beliau pada workshop dimaksud.

Acram-_PhD_pitfalls_2013

Idul Fitri 1434H di Brisbane

Pertama-tama perkenankan saya mengucapkan Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1434H kepada Bapak/ibu/rekan-rekan sekalian. Taqobbalallaahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin.

Idul fitri tahun ini adalah yang pertama bagi saya tidak berada di tengah-tengah keluarga, baik keluarga dalam arti isteri dan anak-anak, juga keluarga besar saya di Cipadu, Cileduk, Tangerang.

Pada hari rabu tanggal 7 Agustus 2013 ba’da sholat isya (sekitar pukul 19.20 waktu setempat), imam masjid Buranda, imam Ahmad Azhari mengumumkan kepada para jamaah, bahwa pada sore tadi bulan tidak dapat dilihat di wilayah Brisbane. Oleh karena itu beliau menyampaikan bahwa kita sebaiknya menunggu kabar dari wilayah2 lain di Australia mengenai penampakan bulan. Hingga malam hari kurang lebih pukul 21.00 belum juga ada berita bahwa bulan  terlihat. Akhirnya malam itu diputuskan bahwa esok hari masih puasa. Saya sebagai jamaah masjid Buranda mengambil sikap untuk mengikuti imam saya di sana, walhasil, insya Allah besok saya masih akan puasa. Di milis IISB, sudah ramai diumumkan bahwa kaum muslimin Indonesia akan melaksanakan sholat Ied pada hari Kamis, tanggal 8 Agustus 2013. Dalam hati saya, saya ketinggalan kesempatan untuk bergabung dengan para muslimin Indonesia, dan tidak kalah penting, saya bakal ketinggalan santapan khas Indonesia yaitu ketupat….(karena panitia menjanjikan akan menghidangkan ketupat). Tapi tak apa, saya toh harus dan sudah mengambil sikap.

Akhirnya hari jum’at pun tiba. Saya nebeng teman saya, pak Faizal mengendarai mobilnya menuju kompleks Australia International Islamic School (AIIS) di Durack, yang berada di bagian selatan kota Brisbane. AIIS adalah sekolah yang dinaungi oleh Yayasan Darul Uloom, pengelola masjid dan hostel tempat saya tinggal.

Perjalanan dari hostel menuju Durack memakan waktu kurang lebih 15 menit. Selain pak Faizal dan saya, ikut pula 2 orang jamaah yang berasal dari Bangladesh, dan satu orang bapak penghuni hostel yang berasal dari Somalia (tapi beliau sudah beberapa tahun terakhir menetap di New Zealand dan menjadi WN di sana).

Setiba di kompleks AIIS yang sangat luas, saya melihat pada salah satu bagian halaman telah disiapkan meja dan kursi untuk makan bersama. Kemudian area untuk melaksanakan sholat juga telah disiapkan. Saat itu sekitar pukul 7 pagi dan matahari bersinar cukup terik, namun suhu cukup dingin. Menurut papan informasi di halaman depan kompleks sekolah, suhu tercatat 10 derajat celcius. Pantasan seluruh badan saya menggigil…semalam juga sudah terasa bahwa suhu lebih dingin daripada hari-hari sebelumnya. Oleh karena itu, sebagai persiapan, saya sudah memakai jaket kulit “made in Garut” andalan saya, juga syal biru murah meriah hasil beli di Discount Variety Store Buranda. Tidak ketinggalan kaos kaki, karena saya pagi itu memutuskan untuk memakai sandal ketimbang sepatu.

Di bagian belakang kompleks sekolah telah disiapkan area untuk sholat yang berdekatan dengan area untuk parker mobil para jamaah. Areanya cukup luas, perkiraan saya, mobil yang parkir bisa mencapai seratusan unit lebih.

Sebelum sholat dimulai, pembawa acara mengingatkan kepada para jamaah yang hadir untuk membayar zakat. Karena jika shola tied telah dimulai, maka zakat tidak akan dapat ditunaikan lagi, segal sesuatu yang dibayarkan setelah shola tied hanya akan dianggap sebagai sedekah.

Pembawa acara kemudian mempersilakan “sesepuh” yayasan untuk memberikan sambutan singkat, beliau adalah Said Khan.

IMG-20130809-00014

Kemudian dilanjutkan dengan tausiyah pendek dari Maulana Syuaib.

IMG-20130809-00015

Setelah  itu pembawa acara mempersilakan seorang imam Muhammad Azhari untuk memberi pengarahan mengenai rukun/tata tertib sholat ied. Yang disampaikan sedikit berbeda dengan yang selama ini saya ikuti di Indonesia. Tapi tak apa, di sini saya adalah makmum, jadi saya ikuti apa yang disampaikan oleh imam saya. Sholat dimulai sekitar pukul 7.30. Setelah sholat, disampaikan khutbah ied oleh imam masjid Buranda, imam Ahmad Azhari. Khotbah disampaikan dalam bahasa Inggris.

IMG-20130809-00016 IMG-20130809-00017

Pengamatan saya, jamaah di sini didominasi oleh orang-orang dari Asia (khususnya India dan sekitarnya, Melayu, dan Indonesia) serta Afrika.  Rata-rata jamaah mengenakan pakaian ied khas negara masing-masing.

Selesai sholat para jamaah saling bersalaman dan berpelukan serta saling mengucapkan selamat idul fitri….Eid Mubarak….saya pun tidak lupa bersalaman dan berpelukan dengan saudara-saudara penghuni asrama hostel….rasanya terharu juga berada di tengah2 saudara-saudara muslim yang walaupun berbeda warna kulit, bahasa, dan budaya, namun dipersatukan oleh momen yang sama, Idul Fitri. Walhasil, kesedihan saya karena tidak dapat merayakan idul fitri di tengah-tengah keluarga, agak terobati dengan suasana ini.

Kebiasaan di sini, ucapan selamat ied (mengucapkan Eid Mubarak) disertai dengan saling berpelukan (masing-masing sebanyak tiga kali). Kemudian selesai sholat, jamaah dipersilakan untuk menuju bagian lain di kompleks sekolah untuk santap bersama. Karena antrian cukup panjang dan saya bersama pak Faizal ada keperluan lain, maka kami mengurungkan niat untuk ikut santap bersama….

Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin.

IMG-20130809-00013

IMG-20130809-00022 IMG-20130809-00019 IMG-20130809-00023 IMG-20130809-00024 IMG-20130809-00025 IMG-20130809-00026 IMG-20130809-00028

IISB buka puasa bersama di Mesjid Buranda

Hari Sabtu tanggal 3 Agustus 2013, IISB mengadakan acara berbuka puasa bersama di mesjid Buranda, Woolloongabba. Karena kebetulan saya tinggal di hostel di komplek mesjid ini, maka saya paling dekat dan paling dulu tiba di TKP. he..he..he..

Acara dimulai setelah sholat ashar berjamaah dengan mendengarkan tausiyah dari Ustadz Hilman Rosyad Syihab yang membawa tema “Membangun Keluarga Bahagia”.Tausiyah mengambil tempat di ruangan kelas SD Darul Uloom yang berada di bagian depan kompleks mesjid. Setelah azan maghrib berkumandang, seluruh jamaah berkumpul di halaman tengah komplek mesjid yang telah digelar meja-meja dan kursi-kursi untuk berbuka puasa dan makan malam. Yang hadir sore ini banyak sekali, tidak hanya jamaah dari Indonesia tetapi juga jamaah mesjid yang berasal dari lingkungan sekitar mesjid yang berkebangsaan selain Indonesia. Termasuk juga rekan-rekan saya satu “kos”. Di dapur ibu-ibu sibuk mempersiapkan makanan yang sebagian besar sudah dibawa matang dari rumah masing-masing. Menu ifthar antara lain kurma, kue pukis, kue bolu, martabak telur, dan beberapa makanan ringan khas Indonesia lainnya.

Setelah sholat maghrib berjamaah, pak Imam mengumumkan kepada jamaah bahwa yang menyediakan hidangan ifthar dan makan malam hari ini adalah komunitas muslim Indonesia. Hal ini selalu dilakukan setiap ada yang memberikan sajian ifthar maupun makan malam bagi jamaah. Pada umumnya ifthar yang disertai makan malam hanya diadakan pada hari Sabtu dan Minggu saja dengan pihak penyelenggara yang berbeda-beda. Misalnya, minggu lalu, yang menyelenggarakan adalah komunitas masyarakat Sri Lanka di Brisbane.

Menu makan malam hari ini sangat khas Indonesia yaitu nasi goreng, sate, sayur sop, telur mata sapi (telur ceplok), bakwan goreng dan beberapa “asesoris” lainnya. Alhamdulillah, kerinduan saya terhadap masakan dan makanan Indonesia agak terobati malam itu.

Jamaah berangsur-angsur mulai membubarkan diri menjelang sholat isya. Beberapa rekan termasuk saya mulai membereskan meja-meja dan kursi-kursi serta kantong-kantong plastik sampah. Ibu-ibu di dapur juga sibuk membersihkan dapur dan membereskan peralatan makanan.

Alhamdulillah acara hari ini berjalan dengan lancar. Saking asyiknya makan, ngobrol, dan kemudian beres-beres/bersih-bersih, saya sampai lupa mengambil gambar. Jadi maaf, laporan kali ini tidak disertai gambar/foto.

Menyusuri Sungai Brisbane dengan CityCat

Kota Brisbane dilalui oleh sungai yang cukup besar yaitu Brisbane River yang memiliki panjang sekitar 214 mil atau 344 kilometer (sumber: Wikipedia). Ini foto udara kota Brisbane yang dilalui Brisbane River (sumber Wikipedia)

220px-BrisbaneRiver02_gobeirne-edit1

Oleh karena itu, salah satu moda transportasi publik yang disediakan oleh pemda setempat adalah ferry, yang disini dinamakan CityCat. Sore itu saya berkesempatan menyusuri Brisbane River dengan CityCat, yang dimulai dari terminal ferry di dekat kampus, Gardens Point, dan berakhir di terminal University of Queensland (pulang pergi) yaitu sebanyak 7 terminal. Total terminal yang dilalui oleh CityCat (menurut brosur yang saya ambil) adalah 17 terminal yang diawali di Northshore dan berakhir di University of Queensland (upstream), serta kebalikannya (downstream). Jadi, rute yang saya tempuh kurang dari separuh perjalanan dari keseluruhan trayek CityCat.

Untuk menaiki CityCat ini penumpang bisa membayar tunai atau menggunakan kartu GoCard yang bisa di”top-up” di banyak tempat. Bagi mahasiswa seperti saya, menggunakan GoCard lebih ekonomis karena tarif yang berlaku adalah separuh dari tarif normal (untuk pelajar, mahasiswa, dan kelompok masyarakat tertentu seperti anak-anak, pensiunan, dan veteran, kartu GoCard-nya memiliki mode Concession). Cara menggunakannya cukup mudah, pada saat naik, kartu cukup ditempelkan di mesin yang terletak di pintu masuk bis, kereta, ataupun ferry dan mesin akan menampilkan saldo yang tersedia di kartu kita. Pada saat turun, jangan lupa kartu ditempelkan kembali di mesin yang sama (terletak di dalam CityCat ataupun di pintu keluar/masuk) dan saldo otomatis akan terpotong sesuai besaran tarif.

Salah satu insentif yang diberikan oleh Pemda Brisbane bagi pengguna GoCard adalah diskon 100% di akhir pekan bagi penggunaan seluruh moda transportasi publik (bis, kereta, citycat) apabila dalam periode minggu tersebut pemegang kartu telah melakukan perjalanan minimal selama 9 kali secara berturut-turut (periode senin sd jumat telah melakukan penggunaan minimal selama 9 kali). Apabila frekuensi penggunaan kartu GoCard kita cukup tinggi (misal dalam satu hari lebih dari dua kali), maka sebelum akhir pekanpun (misal hari Jumat), kita sudah dapat menikmati transportasi gratis hingga hari Minggu!

Kebetulan sore itu penggunaan kartu saya adalah yang kesepuluh (namanya juga mahasiswa, karena setiap hari naik bis,minimal 2 kali trip dalam sehari, jadi dalam 5 hari saja sudah 10 kali trip), walhasil, bolak-balik naik CityCat, saldo tidak dipotong sama sekali, lumayan…

Menaiki CityCat sore itu lumayan menyenangkan, cuaca tidak terlalu dingin dan juga panas matahari tidak terlalu menyengat. Awan cukup cerah, sehingga pemandangan kota Brisbane bisa cukup menyegarkan mata dan pikiran.

Berikut beberapa foto yang saya ambil selama menumpang CityCat.

20130802_162652

20130802_16452120130802_16543820130802_16460220130802_16492720130802_16511920130802_165025Foto terakhir adalah foto Queensland University of Technology (QUT)

CityCat juga dilengkapi dengan toilet sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut:

IMG_00000161